Hutan memiliki peran penting dalam menjaga siklus air di Indonesia. Mengapa demikian? Mari kita mengungkapnya bersama!
Menurut Dr. Ir. Agus Justianto, M.Sc., seorang pakar lingkungan hidup, hutan berfungsi sebagai penyimpan air dan juga sebagai penyerap karbon dioksida. “Hutan yang sehat mampu menyerap air hujan, kemudian menyimpannya di dalam tanah dan melepaskannya secara perlahan ke sungai-sungai dan danau-danau. Hal ini sangat penting untuk menjaga ketersediaan air bersih bagi masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, hutan juga berperan dalam mengatur tata air dan mencegah terjadinya banjir dan longsor. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sekitar 40% hutan Indonesia berada di kawasan hulu sungai, sehingga hutan dapat berfungsi sebagai “sponge” alami yang menyerap air hujan dan mengurangi risiko banjir.
Namun, sayangnya, hutan Indonesia mengalami tekanan yang cukup besar akibat deforestasi dan konversi lahan. Menurut data dari Global Forest Watch, luas hutan Indonesia mengalami penurunan sebesar 7,3 juta hektar selama periode 2001-2020. Hal ini tentu akan berdampak negatif terhadap siklus air di Indonesia.
Oleh karena itu, peran penting hutan dalam siklus air harus terus dijaga dan dilestarikan. Menurut Prof. Dr. Emil Salim, mantan Menteri Lingkungan Hidup, “Upaya konservasi hutan harus menjadi prioritas bagi pemerintah dan masyarakat. Hutan adalah sumber kehidupan bagi kita semua, termasuk dalam menjaga ketersediaan air bersih.”
Dengan demikian, mari kita bersama-sama menjaga hutan Indonesia sebagai penjaga siklus air yang penting bagi keberlangsungan hidup kita. Mengungkap peran penting hutan dalam siklus air bukanlah sekedar slogan, melainkan tindakan nyata yang harus kita lakukan. Semoga generasi mendatang dapat menikmati manfaatnya.